Minggu, 12 September 2010

Terry Jones: Seekor Teri yang Ingin Jadi Seekor Hiu OPINI Markus Kristiyanto | 12 September 2010 | 02:13 57 2 Belum ada chart. Belum ada chart. Nihil. Beberapa waktu belakangan ini dunia sedang dipusingkan dengan ulah seorang pendeta dari Gainesville Florida AS yang bernama Terry Jones. Dia bersama pengikutnya yang tak lebih dari 50 orang menamakan dirinya Dove World Outreach Center. Ulahnya yang akan membakar Al Quran bersama para pengikutnya tepat pada saat peringatan 11 September di Ground Zero telah membuat pening para pemimpin dunia karena hal ini dapat memancing munculnya kerusuhan yang berbau SARA dimana-mana. Tanpa bermaksud menghakimi Terry Jones apalagi membelanya dan juga berusaha untuk tidak terjebak dalam sikap pro dan kontra, penulis mencoba untuk berusaha menganalisis kejadian ini secara lebih obyektif: 1. Terry Jones bersama gengnya Dove World Outreach Center hanya memiliki anggota 30-50 orang. Menurut berbagai sumber ternyata kelompok ini tidak berafiliasi kepada gereja manapun. Terry Jones sendiri tidak begitu dikenal diantara para pemuka Kristen di Florida. Ini berarti kelompok Terry ini bisa dimasukkan dalam kategori sekte kelas teri. Kalau sudah bicara sekte, selama ini pihak gereja biasanya kesulitan mengontrolnya, sekte-sekte ini terkadang maunya bergerak sendiri-sendiri dan banyak yang sudah melepaskan diri dari ajaran resmi gereja. Namun karena ulahnya yang memalukan dan membahayakan ini apalagi dengan membawa-bawa nama gereja dan simbul Kekristenan tak urung Vatikan sendiri ikut menentang dan campur tangan untuk menekan agar keinginan Terry Jones tidak terlaksana. Tentu betapa malunya orang-orang Kristen melihat kelakuan Terry Jones yang tidak patut ditiru dan digugu tersebut. 2. Terry Jones sendiri ternyata sedang mengalami masalah kepribadian. Menurut putrinya, yang bernama Emma Jones, ayahnya memang sedang mempunyai masalah kepribadian setelah ditinggal mati istri pertamanya. “Saya lihat ayah saya melakukan banyak hal yang tidak ada dalam bible. Dia menuntut kesetiaan hanya untuk dirinya dan istri keduanya,” terang Emma. Di dalam injil dan ajaran Kristiani tidak ada tersirat dan tersurat untuk membenci orang lain tak terkecuali orang yang memusuhinya sekalipun. “Cintailah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan cintailah sesamamu seperti kamu mencintai dirimu sendiri”, itulah inti ajaran Kristiani yang sebenarnya. Terry Jones sepertinya sudah salah mengartikan hukum kasih hanya untuk kepentingannya sendiri atau kalangannya sendiri tanpa memperhatikan kaum seiman lainnya apalagi kaum yang berlainan iman. 3. Terkait rencana Terry Jones yang kontroversial tersebut belakangan Terry Jones bernegosiasi dengan pimpinan Islam Florida Muhammad Musri untuk membatalkan rencana pembangunan masjid di Ground Zero sebagai ganti pembatalan pembakaran Al Quran. Tidak jelas hasil pembicaraan tersebut termasuk dengan Imam Masjid New York yang membawahi prakarsa pendirian masjid di Ground Zero. Tapi dari sikapnya ini jelas mengindikasikan bahwa sikap Terry Jones ini didasari salah satunya karena sikap penentangannya terhadap rencana pembangunan masjid di Ground Zero tersebut. 4. Rencana Pembangunan sebuah masjid tidak jauh dari Ground Zero telah menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat Amerika yang selama ini dikenal terbuka dan demokratis. Hal ini juga ternyata yang menjadi alasan bagi seorang Terry Jones akan melakukan tindakan nekat tersebut. Negara-negara Barat selama ini relatif lebih terbuka, bebas, dan toleran dalam hal kebebasan beragama. Berbagai agama seperti Islam relatif bisa berkembang bebas dan maju di negara-negara tersebut. Sikap keterbukaan dan kebebasan beragama ini sepertinya susah untuk didapatkan di negara-negara dari belahan bumi lainnya apalagi negara-negara yang menjalankan sistem teokrasi. Namun kebebasan yang ada di negara-negara Barat ini juga pasti tidak bisa terlepas dari rasa-rasa sentimen penduduknya secara individu atau kelompok terhadap “agama-agama baru” ini. Sekarang tinggal bagaimana para penganut “agama-agama baru” tersebut untuk dapat tepo seliro atau berbagi perasaan dengan warga di sekitarnya. Ground Zero adalah sebuah miniatur tragedi kemanusiaan yang sangat menyakitkan bagi pemerintah dan rakyat Amerika. Pelakunya yang membawa-bawa simbul-simbul Islam membuat agama Islam yang begitu mulia dan Umat Islam pada khususnya menjadi tersudutkan karena tragedi tersebut. Namun di lain pihak para pencetus ide pendirian masjid dan Islamic Center di tempat yang tidak jauh dari lokasi Ground Zero mungkin tidak sampai berpikir terlalu dalam dan bersikap empati terhadap keluarga korban tragedi tersebut dan masyarakat Amerika pada umumnya yang sebagian besar beragama Kristen. Secara manusiawi sikap resisten masyarakat sekitarnya sebenarnya dapat dipahami. Sebagai analogi saja, andai suatu daerah mayoritas Islam di suatu negara dibom oleh orang-orang yang membawa-bawa simbul-simbul Kekristenan lantas tak begitu lama berselang disekitar daerah tersebut direncanakan berdiri sebuah gereja atau Christian Center, sangat dipahami jika orang-orang Muslim disekitar daerah tersebut murka dan bereaksi keras. Orang-orang yang mencetuskan berdirinya gereja di tempat tersebut berarti arogan, tidak mempunyai hati dan perasaan terhadap orang-orang Muslim di sekitar tempat itu. Kembali ke persoalan di atas, apakah si pencetus ide pendirian masjid di tempat tersebut sudah mendiskusikannya dengan keluarga korban tragedi, berbagai kalangan atau kelompok dari agama lainnya ?? Padahal di sekitar daerah Manhattan tersebut sudah ada 2 buah masjid berdiri. Bukankah ide pendirian masjid dan Islamic Center tersebut dapat saja dinilai oleh sebagian kalangan sebagai strategi pencitraan atau malah yang lebih parah lagi dinilai sebagai langkah awal Islamisasi yang akan dilakukan oleh sebagian kalangan. Hal seperti ini yang mungkin ditangkap oleh Terry Jones dan kemungkinan banyak orang Amerika lainnya . Mungkin akan lebih bijaksana ide pendirian tersebut ditunda sampai kondisi memungkinkan atau memindahkannya ke lokasi lain yang tidak menimbulkan kontroversial. Atau bisa juga bangunan itu bukan mengkhususkan satu agama saja tapi semua agama yang hidup di AS khususnya-supaya juga sebagai cerminan bahwa tragedi itu sebagai tragedi kemanusiaan yang tidak disetujui oleh agama manapun-agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. 5. Dukungan politik dan moral dari Barrack Obama dan para pimpinan politik di AS yang nota bene beragama Kristen dan termasuk juga banyak tokoh Kristen terhadap ide pendirian masjid tersebut merupakan cerminan bentuk sikap politik dan toleransi beragama kebanyakan orang Kristen terhadap pemeluk agama lain. Hal ini sebenarnya dapat juga dipandang sebagai contoh dan dorongan para pemimpin dan tokoh dunia lainnya untuk juga bersikap yang sama terhadap warganya yang ingin mendirikan tempat ibadahnya dan menjalankan ibadah agamanya masing-masing. Jangan jadi pemimpin yang diam saja saat ada warga minoritasnya yang merasa tertindas dan teraniaya karena persoalan ibadahnya walaupun itu terjadi di negerinya sendiri, tapi berani berteriak-teriak lantang saat yang mayoritas merasa teraniaya walau itu ada di ujung dunia lain nun jauh disana. Sekali lagi tanpa bermaksud menghakimi siapapun dan membenci siapapun, orang-orang seperti Terry Jones ini perlu disadarkan akan kekeliruannya terutama oleh orang-orang Kristen sendiri. Orang-orang beragama hendaknya jangan terjebak oleh solidaritas semu dengan mengatasnamakan agama. Mari kita katakan benar jika itu benar dan katakan salah jika itu salah walaupun itu dilakukan oleh saudara sendiri atau orang seagama sekalipun. Mari kita mengisi hidup ini dengan dasar saling menghargai dan cinta kasih bukan saling menghujat dan bermusuhan. Salam damai untuk semua. “Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H. Mohon Maaf Lahir dan Bathin”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar